Seuntai Makna dalam Maya, Secercah Cahaya dalam Kalbu
Selasa, 17 Januari 2012
Mengenal Aplikasi Google SketchUp
SketchUp merupakan sebuah program
pemodelan 3D yang dirancang untuk arsitek, insinyur sipil, pembuat film,
game developer dan profesi terkait. Aplikasi ini dirancang untuk menjadi
lebih mudah digunakan dibandingkan program CAD 3D. Beberapa fi tur kunci
dan kegunaan SketchUp antara lain: sistem kursor penggambaran yang
‘smart’ yang memungkinkan pengguna untuk menggambar obyek 3D
melalui layar dan mouse 2D, kapabilitas untuk studi massa simpel
via‘push-pull’, ‘Follow Me’, untuk membuat bentuk 3D denganmengembangkan
surface 2D pada suatu path yang ditentukan, kemampuan untuk
menganimasikan gerakan kamera dan matahari, hingga mencakup fi tur-fitur
untuk memfasilitasi model penempatan di Google Earth. Google SketchUp merupakan sebuah perangkat lunak desain grafis yang dikembangkan oleh Google. Pendesain grafis ini dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis model, desain rumah dan interior, perangkat lunak yang satu ini sangat mudah di gunakandan model yang dibuat dapat diletakkan di Google Earth atau dipamerkan di Google 3D Warehouse.
SketchUp ini dikembangkan oleh
perusahaan startup@ Last Software, Boulder, Colorado yang dibentuk pada
tahun 1999. SketchUp pertama kali dirilis pada bulan Agustus 2000
sebagai tujuan umum alat pembuatan konten 3D. Aplikasi ini memenangkan
penghargaan Community Choice Award di sebuah pameran pada tahun 2000.
Kunci keberhasilan awal adalah masa belajar yang lebih pendek daripada
alat 3D lainnya. Sedangkan Google SketchUp adalah versi SketchUp yang
dapat diunduh secara gratis (dirilis pada 27 April 2006). Fersi gratis
ini tidak secanggih SketchUp Pro 6, tapi justru memiliki tools yang
terintegrasi untuk meng-upload suatu konten ke Google Earth dan Google
Earth 3D Warehouse. File dalam Google SketchUp dapat dieksport ke
berbagai format 3D, termasuk format Google Earth (.kmz). Sementara itu,
versi Pro 6 memungkinkan eksport ke format dengan ekstensi .3ds, .dae,
.dwg, .dxf, .fbx, .obj, .xsi, dan .wrl. Selain itu, Google SketchUp
dapat digunakan untuk me nyimpan screenshot obyek ke format .bmp, .png,
.jpg dan .tif
Pada kesempatan ini saya akan mengajak para pengunjung setia Informasi Internet untuk mengenal dan memahami interface dari Program Google Sketchup Pro. Penjelasan Interface Google Sketchup Pro dibagi ke dalam dua kelompok instruksi, yaitu Menu dan Toolbar.
Interface Menu Google Sketchup ProPada interface Menu Google SketchUp Pro, terdapat beberapa Tab Menu berisi beragam instruksi. Berikut ini penjelasan menu-menu tersebut.
- Menu File : Menu File berisi instruksi-instruksi berkaitan dengan manajemen file, misalnya Open, Save As.., dan sebagainya. Terdapat instruksi Export untuk mengekspor obejek tiga dimensi (3D Model) juga untuk merender view dari scene Anda (2D Graphic). Insturksi Import digunakan untuk mengimpor objek tiga dimensi eksternal.
- Menu Edit : Pada menu Edit, tersedia beragam instruksi yang berkaitan dengan manajemen objek pada viewport, misalnya instruksi Select All dan Select None dan instruksi Hide dan Unhide untuk menyembunyikan objek atau memunculkannya kembali pada view port. Selain itu, terdapat instruksi Intersect untuk melakukan operasi pengirisan menggunakan objek lainnya. Tersedia pulan insturksi Flip Along untuk mencerminkan objek terhadap salah satu dari ketiga sumbu bidang.
- Menu View : Menu View menyediakan beberapa instruksi yang berkaitan dengan tampulan objek pada viewport. Pada submenu Face Style misalnya, terdapat beberapa opsi, yaitu :
- X-Ray : untuk tampilan objek berupa garis – garis rusuk.
- Wireframe : untuk tampilan objek berupa garis-garis rusuk. Pada opsi ini, semua garis akan tampak pada viewport termasuk garis-garis yang terhalang oleh sisi objek.
- Hidden Line : pada opsi ini, material nonaktif dan seluruh sisi objek pada viewport akan tampil dengan warna standar.
- Shaded : pada opsi ini tekstur material nonaktif dan sisi objek akan tampil dengan warna polos yang mewakili warna materialnya.
- Shaded With Textures : pada opsi ini sisi objek akan tampil sesuai dengan material dan teksturnya masing-masing.
- Monochrome : pada opsi ini, objek pada viewport akan tampil dengan warna monokromatik.
- Menu Camera : Beragam instruksi yang berkaitan dengan view kamera disediakan pada menu Camera. Pada submenu Standard Views, terdapat 7 buah pilihan view, yaitu Top, Bottom, Front, Back, Left, Right, dan Iso. Terdapat juga instruksi-instruksi untuk mengatur view Anda, yaitu Orbit, Pan, dan Zoom. Instruksi-instruksi ini juga dapat Anda temukan pada Toolbar. Melalui insturksi Previous dan Next, Anda juga dapat beralih pada view sebelumnya maupun sesudahnya.
- Menu Draw : Menu ini menyediakan instruksi untuk membuat objek-objek yang Anda inginkan. Akses untuk instruksi-instruksi yang sama juga tersedia pada Toolbar.
- Menu Tools : Menu Tools menyediakan beragam instruksi berkaitan dengan pengeditan dan transformasi objek. Tersedia 3 buah instruksi Push/Pull misalnya, digunakan untuk mengekstruksi sisi objek. Toobar juga menyediakan akses instruksi-instruksi yang sama.
- Menu Window : Menu Window menyediakan instruksi-instruksi yang memunculkan jendela pengaturan untuk fasilitas tertentu. Instruksi Materials misalnya, akan memunculkan jendela fasilitas Materials yang digunakan untuk melakukan pengatuaran terhadap material-material yang Anda gunakan untuk objek pada viewport. Instruksi Shadow misalnya, akan memunculkan jendela fasilitas Shadow Settings untuk pengaturan bayangan serta posisi matahari pada tanggal, bulan, dan tahun tertentu. Fasilitas ini bahkan dapat mengatur posisi matahari pada waktu-waktu tertentu yang anda butuhkan. Pengaturan ini sangat berguna dalam mendesain sebuah rumah, berkaitan dengan pencahayaan yang diterimanya.
Interface Toolbar menyediakan akses cepat untuk instruksi-instruksi yang akan sering Anda gunakan.
* Dikutip dari berbagai sumber
Minggu, 14 Agustus 2011
Sapaan Hati
Malam berganti
Siang pun kembali terjaga
Hitam hati tak pupus oleh pancaran mentari
Gerhana hitam hati tertutup angkuh
Kelam hati bertabir ego
Beku hati bertopeng keingkaran akan hakikat penciptaan tanah hina ini
Angkuh hati berbalut kekuasaan semu
Qarun, Firaun, Hamam, dan Ubaiy Ibnu Khalaf menjadi kiblat dalam taklid taktik itikad tindakan
Binasalah ia
Kuyu hati mengurusi fatamorgana dunia
Lelah hati terombang-ambing ketidak pastian permainan dunia
Pasi hati mendengar kebesaranNya, akan alam sana tentaan deraan siksa menyayat hati
Panas hati mendengar kedzoliman tanpa rela hati kita tuk bersabar yang membakar mengobarkan anarkhisme
Suram hati berlintas negativitas
Lumpuh hati terpasung oleh indera yang durhaka
Kurus hati mengurusi rizki yang tidak dilimpahkan untuk kita, dengki lah ia
Kecewa hati atas usaha yang belum sampai namun kandas sebelum bangkit kembali menggapainya
Hampa hati kian menjadi tanpa mengingatNya
Duri hati kian menulang tatkala hak fakir atas rizki kita terabaikan
Kosong hati melamunkan keinginan semu akan intuitas
Lemah hati berperisai kambing hitam kesalahan lain hati
Dongkol hati didorong ketidakpuasan atas ketimpangan di luar daya diri
Muram hati hanya berfokus atas segores luka kecil
Pupus hati atas teriakan keji para penghujat kecil
Pongah hati akan pencapaian semu
Tinggi dan bengkaklah hati berbalut gunungan pujian nan menjadikan lupa diri
Hati raja dalam hidup
Selektivitas nuranilah yang menyerukan kebaikan
Nurani kian hidup tatkala cerebrum, sensorik dan motorik sinergi dengan hati – tak lagi terpasung –mendengarnya menyerukan jalan hanif dengan penuh kesadaran
Jalan yang hanya ditunjukkan atas RahmatNya
Hidupkanlah hati dengan kebaikan dan kesadaran akan fitrah manusia
Karena hati pun akan ada dalam ketiadaan kembali
Black box penentu akan jadi insan macam apa kita ini
Khusnul ataukah su’ul, hasan ataukah dhoif
Kokohkan hati karena yakin kita benar
Mari latih hati kita dalam syahrul mubarak ini bulan nan penuh ampunan
Mari jadikan hati kian sehat dengan kuatkan santapan hati, vitamin dan suplemen ruhiyah yang 5, berlandaskan tauhid uluhiyah dan rububiyah
Menuju kemenangan, bersama para shalihin, kekasihNya...
Meraih janjiNya yang pasti, balasan akan investasi kita tatkala masih mencari bekal di sini
Taman-taman surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai....
Senin, 25 Juli 2011
Nasihat yang Menyentak Kesadaran
Saudaraku,
Dialog yang terjadi dengan orang-orang shalih, selalu penuh nasihat dan bahkan sindiran yang begitu kuat menancap di hati. Seperti pertanyaan yang pernah diajukan seorang shalih bernama Muhammad bin Wasi ’rahimahullah kepada orang-orang di sekelilingnya, “Apakah kalian heran, jika kalian melihat seseorang menangis di surga?” Orang--orang yang berada di sekitar Muhammad bin Wasi ’ menja--
wab pasti, “Tentu saja kami heran wahai Syaikh.” Lalu Muhammad bin Wasi ’ mengatakan, “Seharusnya kita lebih heran bila melihat seseorang yang masih hidup di dunia, tertawa terbahak, sementara ia belum tahu bagaimana akhir perjalanannya di akhirat kelak...”
Kita, begitu memerlukan dialog-dialog seperti ini. Dialog yang keluar dari lisan seorang shalih, dan langsung menyentak kesadaran. Muhammad bin Wasi ’rahimahullah yang mengucapkan nasihat begitu menusuk hati tadi, adalah seorang salafushalih di zaman Tabi ’in yang terkenal karena do ’a-do ’anya sering dikabulkan Allah swt.Ucapannya tadi, begitu menyentak hati kita yang selama ini sering terlena dengan kebahagiaan dan kesenangan dunia, dengan mengabaikan perhitungan bagaimana nasib dan keadaan kita di akhirat.
Saudaraku,
Ketahuilah, bahwa jerat syaitan yang paling berbahaya adalah ketika dunia begitu menguasai hati dan menguras potensi seseorang. Hati yang sudah dijejali oleh dunia, akanmenjadi lunglai, lemah dan tak mampu melakukan perlawanan apapun terhadap arah gelombang bisikan syaitan yang membuat seseorang terombang ambing, tak tentu arah. Dunia yang telah menguasai hati menjadikan seseorang lemah keinginan untuk terbang ke tingkat ubudiyah yang tinggi. Hati yang terkuasai dunia, menjadi lebih berat, malas, dan terbelenggu oleh kesalahan.
Saudaraku,
Jerat syaitan itu bernama ghaflah, yang artinya lalai. Berapa sering kita terjerat oleh jebakan syaitan itu? Saat kehidupan begitu menyeret dan menjauhkan kita dari Allah swt. Sedikit demi sedikit. Sejengkal demi sejengkal. Hampir tak terasa. Sampai saat kita tersadar, ternyata kita sudah begitu jauh meninggalkan ketaatan. Ternyata, sudah terlalu jauh jarak yang kita buat antara kita dengan Allah swt. Sudah terlampau lama kita berpura-pura lupa dan melupakan Allah swt. Mungkin, ada sebagian kita yang selanjutnya justru tak mampu lagi untuk kembali. Karena sudah terlalu nikmat merasakan keadaan. Saat kita, tidak bersedih lagi atas kelalaian yang dilakukan. Saat kita, tidak berduka lagi dengan dosa yang berulangkali kita lakukan. Saat kita, tidak lagi menangis dan sama sekali tidak menitikkan air mata atas kemaksiatan dan pembangkangan.
Saudaraku,
Itulah ghaflah, kelalaian. Itulah jerat syaitan yang paling berbahaya. Ghaflah, penyakit yang menjangkiti hati agar hati menjadi rela dengan kondisi yang rendah, tenang dengan kemaksiatan, dan begitu mengikat mata dengan dunia. Tak ada tempat lagi untuk akhirat. Renungkanlah firman Allah, “...Dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka
dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak mendapatkan petunjuk.” (QS.An Naml:24)
Saudaraku,
Mari mendiagnosa hati kita, andai kita terjerat oleh jebakan syaitan yang berbahaya ini. Bertanyalah saudaraku, tentang berapa banyak kita mengingat tentang shalat malam yang kita tinggalkan dalam satu pekan, dalam satu bulan? Bertanyalah saudaraku, tentang berapa kali kita bermuhasabah dan merenungi kesalahan dan dosa, lalu kita bersedih atau menangisinya? Bertanyalah saudaraku, tentang berapa kali kita telah membaca dan mengkhatamkan Al Qur ’an seumur hidup? Berapa banyak kita mengajak dan mendorong keluarga untuk, setidaknya membaca dan mengkhatamkan Al Qur’an? Bertanyalah saudaraku, tentang seberapa rindu kita kepada surga? Bertanyalah saudaraku, tentang berapa banyak kita memikirkan jarak yang membedakan antara hidup hingga titik kematian yang tak pernah kita tahu kapan datangnya?
Saudaraku,
Mari bandingkan pertanyaan-pertanyaan itu dengan pertanyaan lain. Bertanyalah saudaraku, tentang berapa sering kita berpikir untuk membeli pakaian dan aksesoris rumah? Bertanyalah saudaraku, tentang berapa banyak kita berpikir untuk mencari pekerjaan tambahan untuk menutupi kebutuhan hidup yang tak pernah ada habisnya? Bertanyalah saudaraku, tentang berapa kali kita mengingat dan menginginkan makanan yang enak dan nikmat? Bertanyalah saudaraku, tentang berapa sering kita memikirkan masa depan dunia kita?
Saudaraku,
Bagaimana kita menjawab dan membandingkan antara dua kelompok pertanyaan tadi? Mari buka jerat-jerat ghaflah yang melilit jiwa dan hati kita. Perhatikan dengan teliti, renungkan dalam-dalam, dosa dan kemaksiatan apa yang kita tinggalkan di hari ini, di hari-hari, bulan-bulan, dan tahun-tahun yang telah lalu? Lalu, bekal kebaikan apa yang sudah kita persiapkan untuk hari setelah mati?
Saudaraku,
Dengarkanlah lagi, sebuah dialog penuh nasihat dan sindiran yang menyadarkan antara seorang shalih, Hasan Al Bashri, dengan seseorang yang ada di sampingnya. Saat pemakaman jenazah, Hasan Al Bashri rahimahullah bertanya pada seseorang, “Menurutmu, jika dia kembali hidup di dunia, apakah ia akan melakukan amal shalih?” Orang itu menjawab, “Ya, pasti.” Hasan Al Bashri menyambut perkataan itu dengan jawaban, “Jika ia sudah tidak mungkin hidup kembali di dunia untuk melakukan amal shalih, engkaulah yang seharusnya sekarang melakukan amal-amal shalih...”_
Sumber: Tarbawi Magazine
Kamis, 21 Juli 2011
Bergantunglah, Hanya Kepada Allah SWT
bergantunglah,
hanya kepada Allah swt
“Ya Allah peliharalah aku dengan Islam ketika aku berdiri. Peliharalah aku dengan Islam ketika aku duduk. Peliharalah aku dengan Islam ketika aku terbaring. Jangan gembirakan orang yang memusuhiku dan yang menyimpan dengki kepadaku. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu semua kebaikan yang ada di Tangan-Mu. Dan aku berlindung kepada-Mu dari seluruh simpanan kejahatan yang ada di Tangan-Mu.” (HR. Al Hakim dalam Mustadrak, 1/525)
Ini adalah doa yang diucapkan oleh amirul mukminin, Umar bin Khattab ra. Kelihatannya sederhana. Meminta perlindungan Allah swt dari segala sisi. Memohon semua kebaikan dan menolak kejahatan. Tapi, curahan kata-kata itu begitu mencakup seluruh bentuk tameng perlindungan yang harus dipintakan seorang hamba kepada Allah swt.
Tapi pernahkah kita merasakan begitu sulitnya merangkai kata-kata dan kalimat dalam sebuah do’a kepada pemilik sifat Ash Shamad, Tempat Meminta. Pernahkah kita merasakan kesulitan merangkum permohonan dan menumpahkannya dalam do’a kepada Yang Maha Kaya. Bukan karena kita yang tidak pandai menyusun kata, karena do’a memang tidak harus dibumbui dengan kata-kata puitis yang justru semakin sulit dipahami. Masalahnya, lidah terasa kelu untuk meminta, dan jiwa sulit sekali dipertemukan dengan bait-bait kata yang menyimpan permohonan sangat dan menyeluruh kepada Allah swt, Yang Maha Kuasa atas segalanya.
Saudaraku,
Tahukah apa rahasia di balik keindahan do’a dan kesempurnaan munajat yang diucapkan oleh orang-orang shalih? Sesungguhnya untaian kata dalam do’a adalah ekspresi dari kedalaman perasaan mereka terhadap apa mereka pintakan kepada Allah swt. Rasa begitu bergantung dan bersandar pada ke Maha Kuasa dan Maha Besaran Allah swt sehingga menjadikan mereka bertenaga dalam mengungkapkan harapannya kepada Allah swt sebagai satu-satunya tempat untuk meminta.
Begitula, untaian kata dan hubungannya dengan letupan serta gelora yang ada dalam jiwa. Rasulullah saw dan para sahabatnya, yang memiliki tingkat ketaqwaan dan ketawakalan sangat tinggi kepada Allah swt, begitu indah mengungkapkan kata demi kata yang mencakup harapannya kepada Allah swt. Para hamba-hamba Allah swt yang shalih itu, mempunyai keyakinan dan iman yang menyala-nyala dalam batinnya, hingga mereka begitu nikmat mengeluarkan rangkaian kata untuk memohon kepada Allah swt secara menyeluruh. Mereka begitu memiliki kedekatan yang intim kepada Allah swt dalam sehari-harinya, lalu mereka begitu mudah berinteraksi, berbicara, berdialog, meminta, memohon, bermunajat, berkeluh kesah, bercerita kepada-Nya.
Saudaraku,
Mari perhatikan lagi, bagaimana bunyi salah satu do’a yang dipanjatkan Rasulullah saw seperti disampaikan oleh Abdullah bin Umar ra. Ia mengatakan bahwa Rasulullah saw tidak pernah meninggalkan untaian do’a ini ketika pagi dan sore: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ampunan dan kesalamatan dalam agamaku, duniaku, keluargaku dan hartaku. Ya Allah tutuplah auratku. Lindungilah ketakutanku. Ya Allah peliharalah aku dari hadapanku, dari belakangku, dari sisi kananku, dari sisi kiriku, dari atasku. Aku berlindung dengan keagungan-Mu diserang dari bawahku.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
Saudaraku,
Seperti itulah permohonan yang dipanjatkan oleh Rasulullah saw. Mohon agar perlindungan Allah swt selalu menyertainya dari semua sudut, dari semua sisi, tanpa celah dan lubang yang tersisa, dan di setiap waktu. Meminta agar Allah swt tidak pernah membiarkannya menjadi incaran dan korban semua kejahatan dari makhluk-makhluk-Nya. Sungguh-sungguh memanjatkan harapan agar Allah swt menyelamatkan agama, dunia dan akhiratnya, menutupi kekurangannya, membentengi ketakutannya.
Pernahkah kita begitu bergantung kepada Allah swt hingga memanjatkan do’a yang sangat menyeluruh seperti ini? Muatan sebuah do’a benar-benar merupakan pantulan dari ketergantungan seseorang yang begitu tinggi kepada Allah swt. Dan seperti itulah jiwa Rasulullah saw, para sahabatnya juga orang-orang shalih. Hingga ketergantungan yang demikian besar itu, seorang shalih dahulu, pernah menuliskan surat kepada saudaranya begiru singkat. Katanya, “Wa ba’du. Jika Allah swt bersamamu, siapa lagi yang engkau takuti ?? tapi jika Allah swt meninggalkanmu, kepada siapa engkau meminta?? Wassalam.”
Merenunglah disini,
Tentang ketergantungan kita kepada Yang Maha Kuat. Tentang nyala keimanan dan keyakinan kita kepada Penguasa Kehidupan. Tentang kedekatan dan keintiman kita kepada Pencipta Kehidupan…
Semakin kita memiliki anasir ketergantungan yang kuat kepada Allah swt seperti itu, kita akan lebih mudah mengucapkan untaian kata permohonan kepada Allah swt. Dan lidah kita, semoga tidak lagi begitu kelu mengutarakan munajat kepada Allah swt. Kita semakin merasakan kenikmatan saat meminta dan bersandar kepada Al Qadir, Yang Maha Kuasa….
Saudaraku,
Soal penanaman nilai ketergantungan kepada Allah swt, dilakukan oleh Rasulullah saw kepada sahabatnya dengan begitu kuat. Diriwayatkan, Rasulullah saw pernah memba’iat para sahabatnya untuk tidak meminta kepada sesama manusia untuk keperluan apapun. Mereka yang dibai’at ketika itu adalah Abu Bakar Shiddiq, Abu Dzar, Tsuban, dan beberapa orang lainnya, radiallahu anhum. Disebutkan dalam shirah, orang-orang yang dibai’at Rasulullah itu kemudian tidak pernah meminta tolong kepada orang lain. Jika tali kekang atau kendali untanya jatuh, ia akan turun dan mengambilnya sendiri dan tidak meminta tolong orang lain untuk mengambilkannya. (HR. Muslim)
Itulah tawakal,
Ketergantungan yang menjadikan seseorang itu tahu bahwa dirinya hanya bersandar dan berharap kepada-Nya. Lalu secara otomatis sangat memelihara diri dari penyimpangan yang bisa menjadi indikasi keterlepasannya dari ketergantungannya kepada Allah swt. Dan Allah swt pasti menjaga hamba-hamba-Nya yang sangat bergantung kepada-Nya._
Sumber : Tarbawi
Langganan:
Postingan (Atom)